Minggu, 16 April 2017

TEORI RISK AND RETURN


Risk and return adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah: bersifat linear atau searah. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut. Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

Tipe-tipe Risiko
1.     Risiko aset fisik:risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus, dll.
2.     Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
3.     Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak berjalan sesuai dengan rencana 

Risiko Dalam Konteks Portofolio
Risiko dan tingkat pengembalian dari masing-masing sekuritas harus dianalisis dari segi bagaimana sekuritas tersebut mempengaruhi  dan tingkat pengembalian portofolio di mana sekuritas dimiliki.

Perhitungan Risiko
  Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan. Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varians. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan coefficient of variation atau risiko relatif.
Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return nyata dari return yang diharapkan.
·         Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :
®  Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka variannya adalah 400.
®  Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan
Pengukuran Return dan Resiko Sekuritas


Return dan resiko pada investasi sekuritas dapat diukur secara individual maupun kelompok (portofolio). Pengukuran return dan resiko secara individual dilakukan dengan cara menghitung return dan resiko saham individu bagi tiap – tiap saham.


a.      Pengukuran return individual



Return diklasifikasikan menjadi dua, yaitu return realisasi dam return yang diharapkan. Pengukuran return realisasi dapat dihitung secara total dan relative. Return realisasi secara total dalam investasi sekuritas saham terdiri dari capital gain (tambahan nilai saham) dan dividend yield (pendapatan dividen) yang merupakan penerimaan kas secara periodic yang diterima investor.



Return Total =Capital Gain + Dividend Yield

Capital Gain (CG) =(Harga pada waktu t ) – (Harga pada waktu t -1)
Harga saham pada waktu t -1

=Pt – Pt -1
Pt -1

Dividen Yield (DY) =Dividen
Harga saham pada waktu t -1
=D t
P t – 1

Return Total =Pt – Pt -1 + D t
Pt -1 P t – 1

b. Penghitungan return yang diharapkan dengan metode ex-post

Penghtungan return yang diharapkan dengan metode ex-post menggunakan rata-rata sederhana dari return historis saham yang bersangkutan. Artinya, secara sederhana membagi jumlah return yang ada dengan jumlah dara. Formula return yang diharapkan dengan metode ex-post adalah sebagai berikut :

n
∑ (Ri)
Return yang diharapkan (ERi) =t = 1
n


Ket:
E(Ri) = Return yang diharapkan dari saham i
Ri = Return actual saham i
n = Jumlah data

c. Penghitungan return yang diharapkan dengan metode ex-ante

Penghitungan return dengan metode ex-ante menggunakan berbagai probabilitas atau kemungkinan dari return historis saham yang bersangkutan. Artinya, secara sederhana mengalikan setiap return saham dengan probabilitas yang terjadi dari berbagai kondisi yang ada.

n
∑ Ri. Pi
Return yang diharapkan (ERi) =t = 1

Dimana Pi adalah probabilitas kejadian dari return saham i.


d. Pengukuran resiko individual

Seperti halnya pada metode penghitungan return, metode penghitungan resiko individual juga memperhatikan probabilitas kejadian return saham yang bersangkutan. Ukuran resiko yang ditunjukan dengan besarnya deviasi standar digunakan formula sebagai berikut :

n
Standar deviasi = oi =∑ {Ri – E (Ri)}2 Pi
i = 1

Dimana, oi = standar deviasi saham i
Ri = return saham i
E(Ri) = Return yang diharapkan saham i
Pi = Probabilitas kejadian atas saham I (besarnya probabilitas sama dengan 1,0 atau 100%)

Deviasi standar merupakan probabilitas rata-rata tertimbang deviasi atau penyimpangan dari nilai atau hasil yang diharapkan. Ukuran lain yang berguna untuk melihat besarnya resiko adalah koefisien variasi (Coefficient of Variation, CV), yang merupakan standar deviasi dibagi dengan return yang diharapkan.

CV = o : r

o = besarnya standar deviasi
r = return yang diharapkan

Sebagian besar nvestor menghindari resiko. Hal ini berarti bahwa selama dua alternatif dengan tingkat pengembalian (return) yang diharapkan sama, maka investor tersebut akan memilih satu alternatif resiko yang lebih rendah.

e. Pengukuran Return Portofolio
Portofolio investasi merupakan kombinasi atau diversifikasi investasi terhadap berbagai asset yang dilakukan investor. Tujuan investor melakukan diversifikasi adalah untuk meminimalkan risiko yang mungkin terjadi. Pengembalian (return) yang diharapkan dari portofolio adalah rata-rata tertimbang dari pengembalian yang diharapkan atas aktiva (asset) individu dalan protofolio dengan bobot menjadi masing-masing saham dari total portofolio yang diinvestasikan.
n
Rp =∑ W I . E (Ri)
i = 1

Dimana Wi adalah rata – rata tertimbang, nilai Wi¬ merupakan proporsi dana yang diinvestikan terhadap masing-masing saham. E(Ri) adalah return yang diharapkan dari masing-masing saham.

f. Pengukuran Resiko Portofolio

Pengukuran resiko portofolio tidak hanya bergantung pada deviasi standar dari saham individu saja, tetapi juga tergantung pada korelasi dank ovarian antara saham-saham yang dimasukan dalam portofolio tersebut serta proporsi dana yang dialokasikan pada masing-masing saham. Koefisien korelasi menunjukan keeratan hubungan antara saham yang satu dengan lainnya, sementara kovarian mengukur kecenderungan dua variable (saham) bergerak bersama-sama. Besarnya koefisien korelasi adalah antara nilai -1 hingga +1.

SD ( o p ) = W 2x o 2x + W 2y o 2y + 2 W x W y Cov xy


Di mana :
SD ( o p ) = Standar deviasi yang menunjukan resiko portofolio dari saham X dan saham Y
Wx = Proporsi dana saham X
Wy = Proporsi dana saham Y
ox dan oy = Standar deviasi saham X dan saham Y
Cov xy = Covarian saham X dan Y


Dalam dunia nyata, hal yang tidak mungkin untuk membentuk portofolio saham yang benar – benar tanpa resiko. Diversifikasi hanya dapat mengurangi resiko, tetapi tidak dapat menghilangkannya. Sementara portofolio yang besar akan berakhir dengan resiko yang besar, tidak sebagai resiko sebesar jika semua uang itu diinvestasikan hanya dalam satu saham.

Resiko diversifiable adalah bagian dari resiko saham yang dapat dihilangkan dengan memperbesar atau memperbanyak jumlah saham.

Resiko undiversiable adalah resiko saham yang tidak dapat dihilangkan melalu diversifikasi dengan memperbesar jumlah saham.


g. Capital Asset Pricing Model ( CAPM )

Capital Asset Pricing Model merupakan alat penting untuk menganalisis hubungan antara resiko dan tingkat pengembalian. Model ini didasarkan pada proporsi bahwa tingkat pengembalian setiap saham yang dibutuhkan sama dengan tingkat pengembalian bebas resiko (return bebas resiko) ditambah premi resiko, yang hanya mencerminkan sisa resiko setelah diversifikasi.

Kecenderungan saham bergerak dengan pasar tercemin dalam koefisien beta (β), yang merupakan ukuran dari volatilitas saham relative terhadap suatu return saham rata-rata, misalnya IHSG. Resiko rata-rata didefinisikan sebagai salah satu resiko yang cenderung bergerak naik turun sesuai pergerakan pasar. Keadaan seperti ini memiliki beta 1,0. Sebuah saham yang memiliki volatilitas dua kali dari keadaan pasar akan memiliki beta 2,0. Sementara saham yang memiliki beta 0,5 berarti volatilitasnya adalah hanya separuh dari volatilitas pasar.

Capital asset pricing model menggunakan konsep beta, yang mengukur resiko antara pergerakan saham tertentu dan harga pasar saham secara keseluruhan.
Persamaan SML ini dapat digunakan untuk mencari tingkat pengembalian (return saham), yaitu :

Ri =Rf + (Rm – Rf ) βi

Dimana :

Ri = Suatu Saham
Rf = Tingkat pengembalian pasar (return pasar)
βi = Beta saham
(Rm – Rf ) = Premi resiko pasar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar